Waduh! Harga Saham SIDO Turun Drastis!

Perusahaan jamu modern terbesar di Indonesia!




Sumber gambar: Foto pribadi
Keterangan: Tolak angin







Istana Review - Ada 22 emiten saham kesehatan di Bursa Efek Indonesia dan beberapa yang terkenal seperti DVLA (Darya - Varia Laboratori), INAF (Indofarma), KAEF (Kimia Farma), KLBF (Kalbe Farma), dan SIDO (Sidomuncul). Sebagian saham kesehatan mengalami penurunan harga sepanjang perdagangan pada Rabu, 12 Oktober 2022.

Misalnya, harga saham INAF saat dibuka  adalah Rp. 960/lembar turun menjadi Rp. 955/lembar saat penutupan. Namun dari semua emiten saham kesehatan, SIDO mengalami penurunan harga paling tajam sejak 8 Agustus 2022 dan belum pulih. Bahkan, SIDO masih mengalami penurunan harga hingga menyentuh angka Rp. 660/lembar.

Apa itu SIDO?


SIDO adalah kode saham dari PT. Sido Muncul, sebuah perusahan jamu modern terbesar di Indonesia yang resmi berdiri pada 18 Maret 1975. Lalu SIDO melantai di BEI pada 18 Desember 2013 dengan harga SIDO saat IPO adalah Rp. 580/lembar. Di hari pertamanya di BEI, harga tertinggi SIDO mencapai Rp. 660/lembar.





Sumber gambar: Desain sendiri yang diolah dari tangkapan layar aplikasi Ajaib Sekuritas
Keterangan: Harga SIDO menyentuh angka Rp. 660/lembar pada Rabu, 12 Oktober 2022






Harga tertinggi saham SIDO saat IPO adalah Rp. 660/lembar sama dengan harga saham SIDO saat perdagangan saham pada Rabu, 12 Oktober 2022 yang menyentuh angka Rp. 660/lembar juga. Bagaimanapun juga, nilai Rp. 660 pada 18 Desember 2013 berbeda dengan nilai Rp. 660 pada Rabu, 12 Oktober 2022 karena faktor inflasi.

Selain inflasi, penurunan harga saham SIDO juga dipengaruhi respon dari para pemegang sahamnya. Laporan keuangan pada semester I pada 2022 menyebutkan bahwa SIDO mengalami penurunan laba dibanding laba pada tahun sebelumnya di periode yang sama menjadi alasan lain mengapa sebagian pemegang saham SIDO menjual saham mereka.

Market Capital SIDO


Penurunan harga saham SIDO menyebabkan nilai market capital PT. Sidomuncul juga menurun. Saat harga tertingginya menyentuh Rp. 1.020/lembar pada Senin, 28 Maret 2022, market capital SIDO adalah Rp. 30,6 T. Namun dengan harga Rp. 660/lembar pada Rabu, 12 Oktober 2022, maka market capital SIDO adalah 19,8 T. Dengan jumlah saham SIDO yang beredar adalah 30 miliar lembar, penurunan maupun kenaikan harga saham pasti mempengaruhi jumlah market capital emiten tersebut.

Pertanyaannya adalah akankah saham SIDO akan mengalami kenaikan harga lagi atau semakin turun? Apakah saham SIDO masih relevan untuk investasi jangka panjang? 🤔

Disclaimer: Artikel ini dibuat untuk tujuan informasi yang diterbitkan di blog Istana Review. Artikel ini bukan bermaksud membuat kamu membeli atau pun menjual saham SIDO. Segala keputusan investasi kamu berada di tangan kamu sendiri.




Baca juga:











Post a Comment

0 Comments